Muasal Capoeira di Dunia

27 Februari 1509, sembilan tahun setelah ditemukannya Brazil oleh seorang penjelajah Portugal, Pedro Alvares Cabral, Portugis secara resmi memulai penjajahannya atas Brazil. Sejak itu khususnya lagi pada tahun 1530-1532, sama seperti di negara-negara jajahannya yang lain, disinipun Portugis berkuasa dan memerintah dengan tangan besi. Pembantaian, penganiayaan dan pemerkosaan terhadap penduduk pribumi merajalela.

Selain itu selama ratusan tahun menjajah Brazil, Portugis mendatangkan lebih dari tiga juta budak dari Afrika dan mempekerjakan mereka di ladang-ladang tebu dan kopi. Sementara itu, penduduk asli Brazil, yaitu bangsa Indian, tersingkir dan hidup dalam kemiskinan. Pada tanggal 7 September tahun 1822, Dom Pedro, anak Raja Portugis, menjadi Kaisar di Brazil dan menyatakan pemisahan diri Brazil dari wilayah kekuasaan Portugis. Tanggal ini setiap tahun diperingati rakyat Brazil sebagai hari kemerdekaan.
Ada satu fakta menarik, bahwa Capoeira seni bela diri Brazil yang terkenal itu berasal dari penyiksaan-pernyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang biadab Portugis terhadap para budaknya. Jika diperhatikan, teknik bela diri Capoeira sangat sedikit menggunakan tangan. Menurut perkiraan hal ini disebabkan oleh tangan-tangan para budak di belenggu rantai. Karena itu Capoeira banyak mengembangkan teknik-teknik menggunakan kaki. Fu Kiau, ilmuwan Kongo, berpandangan lain. Menurut dia, tradisi kuno di Afrika menganggap tangan seharusnya digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang baik, sementara kaki sebaliknya. Menurut pepatah kuno Kongo, Mooko mu tunga, malu mu diatikisa (tangan untuk membangun, kaki untuk menghancurkan).

Capoeira sangat erat dengan perjalanan sejarah bangsa Brasil, sejarah perbudakan. Pada abad ke 15 dan 16 budak-budak didatangkan dari Afrika bagian barat. Budak-budak berkulit legam ini menjadi salah satu komponen produksi produk perkebunan negeri Brasil yang saat itu dijajah bangsa Portugis.

Mereka diperlakukan tidak manusiawi oleh orang-orang katolik Portugis itu. Seperti hewan ternak, badan mereka diberi tanda dengan cap besi panas. Pada masa itu mereka merupakan "komoditas yang berharga" serupa dengan kopi, gula, vanila. Kekangan belenggu menumbuhkan hasrat untuk bebas. Mereka kemudian mengembangkan teknik bela diri untuk kepentingan membebaskan diri. Latihan dilakukan sembunyi-sembunyi, dan sarana penyamaran yang paling baik adalah tarian. Karena di Afrika tarian adalah bentuk ekspresi yang paling popular, maka para budak berlatih teknik serangan dan elakan Capoeira diiringi dengan musik, nyanyian, dan tarian.

Invasi Belanda pada 1624-1630 sempat mengacaukan perkebunan dan industri gula di Brasil. Peluang itu dimanfaatkan untuk melarikan diri ke dalam hutan dan membentuk perkampungan. Perkampungan ini dikenal dengan nama Quilombos. Struktur politik dan sosial perkampungan ini mirip dengan suku-suku di Afrika. Kampung ini dipimpin oleh seorang yang ditunjuk karena keberanian dan kemampuannya dalam menghadapi musuh Begitu Belanda hengkang dari Brasil, para pemilik budak mengirimkan pasukan bersenjata ke hutan-hutan untuk menangkapi budak-budak dan menghancurkan perkampungan mereka. Para budak menyadari mereka kalah dalam persenjataan, mereka pun mengembangkan sistem bela diri yang mampu melawan senjata. Sistem bela diri ini disebut Capoeira de Angola.

Capoeira sendiri adalah nama tanaman semak belukar di sekitar mereka dan Angola adalah nama negara yang diyakini sebagai asal kelompok budak pertama yang datang ke Brasil. Hingga kini Capoeira terbagi kedalam dua aliran besar, Capoeira de Angola dan Capoeira Regional. Masing-masing memiliki karakteristik sendiri.

Pada tahun 1890 Capoeira dilarang oleh pemerintah. Hingga akhirnya pada tahun 1928 Manoel dos Reis Machado (Master Bimba) memperkenalkan EoLuta Regional Baiana. Sebuah campuran antara Capoeira de Angola dengan Batuque (Capoeira jalanan). Belakangan aliran ini terus berkembang dan dikenaldengan Capoeira Regional. Kini Capoeira tak lagi dikenal sekedar sebagai sistem bela diri. Capoeira kemudian diakui sebagai aset nasional berupa tarian, olahraga, permainan sekaligus sebuah ekspresi seni akan kemerdekaan.


original by : Forza Islam 2006

0 Responses